KELOMPOK 7
JENIS-JENIS WACANA
A. Pengertian
wacana
Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan
terbesar/ tertinggi diatas kalimat atau klausa
dengan koherensi dan kohesi yang berkesinambungan , yang mempunyai awal
dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan atau tertulis. ( Tarigan, 2009
: 19 ).
·
Menurut Alwi, dkk (2003:42) Wacana adalah rentetan kalimat
yang berkaitan sehingga membentuk makna yang serasi di antara kalimat-kalimat
itu.
·
Menurut Tarigan (dalam Djajasudarma, 1994:5)Wacana adalah
satuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau
klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan, yang mampu
mempunyai awal dan akhir yang nyata.
·
Syamsuddin (1992:5) menjelaskan pengertian wacana sebagai
rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal
(subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam satu kesatuan yang
koheren, dibentuk dari unsur segmental maupun nonsegmental bahasa.
Wacana merupakan
satuan bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan untuk berkomunikasi dalam
konteks sosial.Satuan bahasa itu dapat berupa rangkaian kalimat atau
ujaran.Wacana dapat berbentuk lisan atau tulis . Dalam peristiwa komunikasi
secara lisan, dapat dilihat bahwa wacana sebagai proses komunikasi antarpenyapa
dan pesapa, sedangkan dalam komunikasi secara tulis, wacana terlihat sebagai
hasil dari pengungkapan ide/gagasan penyapa. Disiplin ilmu yang mempelajari
wacana disebut dengan analisis wacana.Analisis wacana merupakan suatu kajian
yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik
dalam bentuk tulis maupun lisan. Istilah wacana berasal dari kata sansekerta
yang bermakna ucapan atau tuturan.
(dikutip dalam http://yulitamarchita.blogspot.com/2012/12/makalah-wacana.html
07 April 2015.)
è
Jadi dari beberapa pendapat ahli di atas kami memberikan
kesimpulan disimpulkan bahwa wacana
adalah satuan bahasa yang lengkap yang dipaparkan secara teratur kohesi dan
koherensi dan membentuk suatu makna yang logis.
B. Jenis-jenis
wacana
Jenis wacana
dapat diklasifikasikan dengan berbagai bentuk , tergantung dari sudut pandang
kita antara lain :
Berdasarkan cara dan tujuan pemaparannya, wacana dapat
dibedakan menjadi wacana deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi, dan
narasi.
(Sumarlan, 2003 : 17 dalam ejournal.umm.ac.id/index.php/.../1349_umm_scientific_journal.pdf ).
v Jenis
wacana berdasarkan tujuan pemaparannya
a. Wacana Narasi
Wacana narasi adalah salah satu jenis wacana
yang menceritakan / mengisahkan sesuatu peristiwa secara berurutan berdasarkan
urutan kejadiannya. Unsur-unsur
penting dalam sebuah narasi adalah kejadian, tokoh, konfik, alur/plot, serta
latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana.
Dengan demikian wacana jenis ini tidak bermaksud untuk
mempengaruhi seseorang melainkan hanya menceritakan sesuatu kejadian yang telah
disaksikan, dialami dan didengar oleh pengarang (penulisnya). Narasi dapat
bersifat fakta atau fiksi (cerita rekaan). Narasi yang bersifat fakta, antara
lain biografi ,autobiografi,pengalaman sedangkan yang berupa fiksi diantaranya cerpen dan novel.
·
Ciri-ciri narasi :
1. Berupa
cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.
2.
Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar
terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya. atau berupa
rekaan
3.
Berdasarkan konfliks, karena tanpa konflik biasanya narasi tidak menarik.
4.
Memiliki nilai estetika.
5.
Menekankan susunan secara kronologis.
·
Tujuan menulis karangan narasi yaitu:
1. Hendak
memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan
2.
Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca
3.
memberikan hiburan kepada pembaca.
Contoh wacana narasi :
Kegiatan disekolahku demikian padatnya. Setiap hari, aku
masuk pukul 07.00. Agar tidak terlambat, aku selalu bangun pukul 04.30. Setelah
mandi, akupun shalat subuh. Kemudian, aku segera mengenakan seragam sekolah.
Tak lupa aku lihat-lihat lagi buku yang harus aku bawa. Yah, sekedar mengecek
apakah buku-buku yang aku bawa sudah sesuai dengan jadwal pelajaran hari itu.
Selanjutnya, aku makan pagi. Lalu, kira-kira pukul 06.00, aku berangkat ke
sekolah. Seperti biasanya, aku ke sekolah naik angkutan umum. Jarak rumah
dengan sekolahku tidak jauh, sekitar enam kilometer. Aku memang membiasakan
berangkat pagi-pagi. Maklum, angkutan kota sering berhenti lama untuk mencari
penumpang. Jika aku berangkat agak siang, wah, bisa terlambat sampai di
sekolah.
Di sekolah, aku belajar selama kurang lebih enam jam. Jam
pelajaran berakhir pukul 12.45. Itu untuk hari-hari biasa. Hari Rabu, aku
pulang pukul 14.30, karena mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dulu. Khusus hari
Jum’at, aku bisa pulang lebih awal, yaitu pukul 11.00.
Paragraf narasi diatas berisi sebuah fakta berupa catatan kegiatan sehari-hari
yang dialami oleh penulis. Apbila dicermati, paragraf
tersebut berisi urutan peristiwa berikut : bangun pukul 04.30, mandi, shalat
subuh, berpakaian, mengecek buku, makan pagi, berangkat sekolah, belajar di
sekolah, pulang sekolah. Rangkaian
peristiwa tersebut dialami oleh tokoh aku. Aku mengalami “konflik”
dengan dirinya sendiri, yaitu kebiasaannya setiap hari.
b. Wacana Deskripsi
Wacana deskripsi adalah wacana yang menggambarkan
sesuatu dengan jelas dan terperinci. Wacana deskripsi bertujuan melukiskan atau
memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca
seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca atau merasakan hal yang
dideskripsikan,
penulis merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan. Oleh sebab
itu deskripsi yang baik adalah deskripsi yang dilengkapi dengan hal-hal yang
dapat merangsang panca indra. Contoh : seperti keadaan banjir, suasana dipasar
dan sebagainya,
melihat pemandangan pegunungan, rumah, gedung , dll.
ü
Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2
macam, yaitu sebagai berikut :
·
Deskripsi Imajinatif/Impresionis
Adalah deskripsi yang
menggambarkan objek benda sesuai kesan/imajinasi si penulis. Pengertian lain
tentang deskripsi impresionis yaitu ialah ragam pemaparan yang didasarkan
pada impresi (kesan atau perasaan) penulis terhadap peristiwa, kejadian, tempat,
perbuatan, karakter, dll.
Hal ini didasarkan
pada kuat lemahnya kesan yang didapat dari objek.
Contoh: Deskripsi mengenai kota Malang yang dingin, sejuk, dan segar. Banyak objek wisata yang menyenangkan di sana. Wahananya pun seru-seru dan asyik-asyik.
Contoh: Deskripsi mengenai kota Malang yang dingin, sejuk, dan segar. Banyak objek wisata yang menyenangkan di sana. Wahananya pun seru-seru dan asyik-asyik.
Contoh Deskripsi
Imajinatif
Aku tidak lagi berada
di kamarku, tetapi di suatu ruangan bersama-sama dengan sekelompok orang yang
sama sekali belum pernah kulihat sebelumnya. Bau asap tembakau memenuhi ruangan
itu, tapi tak seorang pun yang kelihatan peduli. Kami semua duduk di kursi yang
diatur membentuk sebuah lingkaran, mirip dengan ruangan diskusi. Semua tampak
duduk tenang, semua kelihatan sedang menulis, dan tidak seorang pun yang
kelihatan peduli pada orang lain di ruangan itu
·
Deskripsi faktual/ekspositoris
Ialah deskripsi yang menggambarkan objek
berdasarkan urutan logika atau fakta-fakta yang dilihat. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia Faktual dapat diartikan sebagai hal (keadaan, peristiwa) yang
merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.atau juda biasanya
diartikan sebagai sesuatu hal yang berdasarkan kenyataan; mengandung dan
kebenaran. Ada juga pendapat lain mengenai deskripsi ekspositoris, yaitu ragam
pemaparan atau penggambaran secara logis.
Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa semua yang ada di dunia ini mempunyai “logika urut-urutan sendiri”.
Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa semua yang ada di dunia ini mempunyai “logika urut-urutan sendiri”.
Contoh: Bila kita
ingin mendeskripsikan manusia, maka logika urutannya: dari atas (kepala) ke
bawah (kaki)
Contoh Deskripsi
Faktual
Di sebelah kiri pintu
tergantung sebuah penanggalan dan sebuah cermin yang bertuliskan ”Anda manis,
Nona.” Di bawahnya merapat sebuah meja belajar yang diberi alas kertas
berbunga-bunga merah jambu, dan dilapisi lagi dengan plastik bening. Di atas
meja ada sebuah tape recorder kecil, sebuah mesin ketik, jam weker, alat-alat
tulis, beberapa helai kertas berserakan dan buku-buku dalam keadaan terbuka.
Pasti semalam dia habis mengerjakan paper, pikirku.
·
Ciri-ciri karangan deskripsi
1. Karangan ini berisi gambaran
mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar,
atau merasakan hal tersebut.
2. Menggambarkan atau melukiskan
sesuatu.
3. Penggambaran tersebut dilakukan
sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera.
4. Membuat pembaca atau pendengar
merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
c. Wacana
Argumentasi
Kata argumentasi
berarti alasan. Wacana Argumentasi yaitu paragraph yang mengemukakan berbagai
alasan , contoh, dan bukti yang kuat atau logis serta meyakinkan agar pembaca
terpengaruh dan membenarkan pendapat, gagsan, sikap dan keyakinan penulis.
Dalam berargumentasi, kita boleh mempertahankan pendapat tetapi juga harus
mempertimbangkan pendapat orang lain yang berbeda dengan pendapat kita.
Penalaran yang sehat dan didukung oleh penggunaan bahasa yang baik dan efektif
sangat menunjang sebuah karangan argumentative. Karangan argumentasi juga
dpat berisi tanggapan atas sanggahan terhadap suatu pendapat dengan memeparkan
alasan-alasan yang logis. Tujuan wacana argumentasi yaitu berusaha
meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang.
·
Ciri-Ciri wacana argumentasi
a)
Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran
itu diakui pembaca
b)
Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, table, atau gambar. (Ada alasan, data, atau fakta yang mendukung)
c)
Pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat, atau pandangan pembaca
d) Dalam
membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan
subjektifitas
e) Dalam
menyusun argumentasi, penulis menerapkan kerangka berfikir rasional, kritis dan
logis
f)
Membuktikan kebenaran pendapat pengarang dapat menggunakan macam-macam pola
pembuktian.
Data
dan fakta yang digunakan untuk menyusun wacana atau paragraf argumentasi dapat
diperoleh melalui wawancara, angket, observasi, penelitian lapangan, dan
penelitian kepustakaan. Pada akhir paragraf atau karangan perlu disajikan
kesimpulan. Contoh : laporan penelitian ilmiah,
karya tulis dsb. Pada
akhir paragraf atau karangan perlu disajikan kesimpulan
Contoh
:
Desa
Tenggar Jaya adalah salah satu desa di wilayah kabupaten Banyumas. Beberapa
fasilitas umum seperti poliklinik desa, Taman Kanak-Kanak dan dua Sekolah Dasar
Negeri berdiri megah disana. Bangunan megah ini sudah sangat permanen dengan
arsitektur yang beragam. Listrik pun sudah menerangi desa tersebut sejak 7
tahun terakhir. Jaringan telepon sudah banyak dinikmati warga. Semua jalan yang
ada di desa itu juga sudah diaspal. Hampir 75% warganya telah berpendidikan
sarjana. Jadi dapat disimpulkan bahwa desa TEnggar Jaya adalah desa yang sudah
maju.
d. Wacana Persuasi
Wacana persuasi merupakan wacana yang berisi imbauan atau
ajakan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh
penulisnya. Oleh karena itu biasanya disertai penjelasan dan fakta-fakta
sehingga meyakinkan dan dapat mempengaruhi pembaca.
Pendekatan yang dipakai dalam persuasi adalah pendekatan
emotif yang berusaha membangkitkan dan merangsang emosi.
·
Ciri-ciri wacana
persuasif seharusnya :
1. Berupa
ajakan atau mempengaruhi pembaca
2. Berisi
imbauan
3. Menarik
pembaca atau pendengar
·
Syarat-syarat
membuat wacana Persuasi agar pembaca
atau pendengar tertarik :
a) Menggunakan Bahasa Emotif
Bahasa emotif disini bukanlah
suatu bahasa yang membuat orang emosi karena marah, tetapi bahasa yang bisa
membuat seseorang merasakan sesuatu perasaan yang datang dari hati untuk
melakukan sesuatu. Bahasa emotif juga membuat seseorang penasaran terhadap
sesuatu untuk bisa mengalami dan terlibat didalamnya.
Contoh :
Bintang buana filter, Maju tak Gentar.
b) Menggunakan Struktur Kalimat
yang Unik
Stuktur kalimat
yang unik maksudnya adalah struktur kalimat yang cenderung membuat para pembaca
menikmati dan mudah mengerti serta terkesan ketika membaca wacana tersebut.
Contoh :
Diplomat, Arti Sebuah Kesuksesan
c) Pilihan Kata yang Khusus
Kata-kata yang digunakan adalah
kata-kata umum yang mudah dipahami oleh pembacanya tidak berbelit-belit.
(kohesi dan koherensi )
Contoh : Nikki,
memang tangguh
d) Ajakan yang Efektif
Ajakan yang efektif adalah ajakan
yang tidak bertele-tele dan tidak tersembunyi secara makna, tetapi bisa membuat
seseorang tersentuh dan bergerak serta mendapat dorongan untuk melakukan
sesuatu.
Contoh : Rindang,
Pilihan Kita Semua.
e) Harus
menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kepercayaan untuk
pembaca tercapai.
f) Harus
ada fakta dan data
Wacana persuasif dapat berupa :
1. Bentuk
pidato , misalnya
Propaganda kelompok /
golongan, kampanye, penjual jamu ,dll.
2. Bentuk tulisan brupa Iklan dalam media massa, selebaran,
dll.
3. Berupa elektronik misalkan televisi,
radio, internet, dll.
Contoh
wacana persuasif :
Pernahkah anda mencoba minum sari jahe Taka Tunga ? sungguh sangat
disayangkan jika anda melalui hidup anda tanpa sedikitpun mencoba minuman
tradisional berkashiat ini. Minuman ini adalah minuman berkasyat tinggi.
Diproduksi secara natural dari bahan alamiah, yaitu jahe-jahe pilihan dari
kampung Taka Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada dan dikemas menjadi sebuah produk
yang sangat bermutu.
Entah anda mau yakin atau tidak, tetapi
saya hanya mau mengatakan bahwa akan sangat disayangkan jika anda tidak
pernah mau mencobanya. Saya sendiri pernah mencobanya dan rasanya tidak seperti
meminum sari-sari jahe biasa. Ketika itu
saya sedang masuk angin akibat kehujanan saat mengendarai motor dari Mauponggo
ke Bajawa. Saya singgah sebentar di kampung Taka untuk membeli sebungkus sari
jahe. Saya meminta segelas air hangat kepada seorang ibu di kampung itu lalu
melarutkaan sari jahe ke dalam gelas air dan langsung diminum. Alhasil, perut
saya menjadi lebih baik dan masuk angin langsung hilang.
Di samping kashiatnya untuk menyebuhkan masuk angin, juga sari jahe Taka
Tunga juga dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, seperti mag, lambung,
sesak napas, brongkitis, asma, sariawan, radang paru-paru, sakit kepala dan
juga batuk tidak berdahak. Kenyataan ini
sudah dibuktikan oleh sebagaian orang yang sudah mengkonsumsi minuman ini dan
menjadi sembuh dari penyakitnya akibat meminum minuman ini.
Sebagai sebuah minuman yanng diproduksi secara alamiah oleh tangan-tangan
trampil masyarakat Taka Tunga, anda tidak perlu harus berpikir tentang efek
samping dari minuman ini. Minuman ini dikemas tanpa ada polusi kimiawi ataupun
tanpa adanya bahan pengawet. Minuman ini sudah menjadi pilihan banyak orang
karena disamping sebagai obat juga dapat digunakan sebagai minuman pengganti
kopi pada pagi hari taupun sore hari. Sudah sejak tahun 2002 sari jahe Taka
Tunga sudah Go Internastional dan dan laris dikonsumsi di Cina, Kanada, Amerika
Serikat dan Bangkok.
Kalau anda sempat lewat, anda bisa membeli minuman ini di kios-kios yang
ada di kampung Taka Tunga atau mungkin ada yang berminat, anda dapat menghubung
langsung ke Nomor Telepon : 085253237046. Silahkan mencoba dan anda akan
langsung merasakan sendiri kashiatnya.
e. Wacana Eksposisi
Wacana
eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci
(memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas
pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi biasanya digunakan pada
karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar,
simposium, atau penataran.Tahapan menulis karangan eksposisi, yaitu menentukan
objek pengamatan, menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi, mengumpulkan
data atau bahan, menyusun kerangka karangan, dan mengembangkan kerangka menjadi
karangan.Pengembangan kerangka karangan berbentuk eksposisi dapat berpola
penyajian urutan topik yang ada dan urutan klimaks dan antiklimaks
Contoh
wacana eksposisi :
Jika kamu benar-benar membutuhkan sesuatu yang harganya tidak terjangkau
oleh orang tuamu, kamu bisa mencari pekerjaan guna memperoleh cukup uang untuk
membelinya sendiri. Berikut ini terdapat empat saran yang membantumu memperoleh
pekerjaan. Pertama, sebarkan berita. Beritahu kepada tetangga, teman ataupun
dosen bahwa kamu membutuhkan pekerjaan. Kalau kamu malu untuk langsung meminta
pekerjaan, kamu bisa menanyakan kepada mereka tentang pekerjaan mereka sewaktu
mereka seusiamu. Semakin banyak orang tahu bahwa kamu mencari pekerjaan maka
semakin banyak peluang untuk kemungkinan besar kamu dapatkan.
Kedua, tidak lanjuti setiap peluang. Tanggapi iklan lowongan pekerjaan yang
dimuat di surat kabar/harian-harian,seperti Flores Pos dan Pos Kupang ataupun
di radio, yang dipasang di depan toko dan tempat umum lainnya. Segera mencari
tahu informasinya atau kalau tidak berhasil,
bisa meyakinkan orang yang mempunyai usaha bahwa ia memebutuhkan jasa
yang bisa anda berikan.
Ketiga, tuliskan dan sebarkan lamaran serta daftar riwayat hidup. Tulis
surat lamaran yang dilampiri data diri, alamat, nomor telepon, serta daftar
keterampilan dan pengelaman kerjamu. Bagaimana kalau kamu merasa tidak memiliki
keterampilan atau pengelaman kerja ? coba diingat-ingat bahwa anda mungkin
pernah mengasuh adikmu ketika orang tuamu pergi atau pernah diminta untuk
menjaga orang-orang lain. Hal itu menunjukan bahwa anda bisa dipercaya.
Cantumkan semuanya itu dalam daftar riwayat hidupmu dan berikan daftar itu
kepada calon atasanmu.
Keempat, ciptakan pekerjaan sendiri. Pertama-tama yang harus dipikirkan
adalah lingkungan tempat tinggalmu. Adakah barang atau jasa yang belum ada penyediaannya
? misalnya, kalau kamu suka binatang,
kamu bisa menawarkan diri untuk memandikan atau mencukur bulu hewan kesayangan
tetanggamu dengan tarif tertentu. Atau
jika kamu bisa memainkan alat musik,
bagaimana kalau kamu memberikan les musik ? atau kamu bisa melakukan pekerjaan
yang biasanya orang lain tidak melakukannya, seperti membersihkan jendela, atau
rumah. Tentu saja yang paling penting dari semuanya itu adalah bahwa kamu harus mempunyai motivasi diri, disiplin
dan mau berinisiatif.
v
Jenis wacana berdasarkan media penyampaiannya.
a.
Wacana tulis
Adalah jenis wacana yang disampaikan melalui tulisan. Wacan
tulis dapat berwujud sebuah teks, sebuah alinea, dan sebuah wacana. Wacana tulis ditandai oleh adanya penulis dan pembaca, bahasa yang dituliskan
dan penerapan sistim ejaan. Wacana tulis sering ditemukan pada bacaan majalah, koran,
buku, makalah , dll.
b.
Wacana lisan
Adalah wacana yang disampaikan secara lisan ,sebagai media
komunikasi wacana lisan, wujudnya dapat berupa sebuah percakapan atau dialog
lengkap dan penggalan percakapan. Wacana lisan memiliki ciri adanya
penuturan dan mitra tutur, bahasa yang dituturkan, dan alih tutur yang menandai
giliran bicara.
Wacana lisan ini sangat produktif dalam sastra lisan seluruh tanah air, juga
dalam siaran –siaran televisi, radio, khotbah, pidato, ceramah , serta rkaman
–rekaman dalam kaset turut melestarikan wacana lisan.
v
Jenis
wacana berdasarkan langsung atau tidaknya pengungkapkan dibagi menjadi :
a. Wacana
langsung atau direct dicourse
Kutipan wacana
yang sebenarnya dibtasi oleh intonasi atau pungtuasi. (Kridalaksana ,
1984 : 208 , dalam bukunya Tarigan : 2009 : 52)
contoh :
Pak guntur bercerita ,”mula- mula saya ragu
mengambil keputusan berhenti menajdi guru sgb negeri seribudolok . akan tetapi
mendengar cerita dan dorongan teman saya rajidin bangun , tekad saya telah
bulat . saya meningglakn sgb negeri seridolok bu, tempat saya bertugas selama
tiga tahun. saya berangkat ke jawa melanjutkan , melanjutkan pelajaran pada
jurusan bahasa indonesia fkip unpad bandung . setelah hidup menderita bersama
istri saya intan br. purba selama selama tiga tahun saya pun lulus ujian
sarjana muda tahun 1960 dan langsung diangkat menjadi asisten dosen.
b. Wacana
tidak langsung atau indirect discourse.
Pengungkapan kembali wacana tanpa mengutip harfiah kata-kata yng dipakai oleh pembicara dengan mempergunakan kontruksi gramatikal
atau kata tertentu , antar alain dnegan klausa subordinatif , seperti kata :
bahwa , dsb. (Kridalaksana , 1984 : 208-9, dalam bukunya Tarigan : 2009 :
52)
contoh :
Pak guntur bercerita bahwa mula- mula memang dia
ragu mengambil keputusan berhenti menajdi guru sgb negeri seribudolok . akan
tetapi mendengar cerita dan dorongan tempatny bertugas selama tiga tahun. dia
berangkat ke jawa melanjutkan pelajaran pada jurusan bahasa indonesia fkip unpad
bandung . setelah hidup menderita bersama istrinya intan br. purba selama tiga
tahun dia pun lulus ujian sarjana muda tahun 1960 dan langsung diangkat menjadi
asisten dosen.
v
Jenis
wacana berdasaran cara menuturnya , diklasifikasikan atas:
a. Wacana pembeberan
atau eksplository discourse
Wacana yang tidak mementingkan waktu dan
penutur , berorientasi pada waktu pembicaraan , dan bagian lainnya diikat
secara logis. (Kridalaksana , 1984 : 208-9, dalam bukunya Tarigan : 2007
:53)
contoh :
karangan itu memang bagus dan menarik temanya
sesuai dengan tuntutan zaman , sesuai dengan kemajuan bangsa .cara memaparkan
isinya sangat sistimatis . hubungan paragraf dengan paragraf sangat logis.
bahasanya sangat baik .singkat , padat menuju sasaran , ejaanya rapi , sesuai
dengan EYD .pendek bentuk dan isi karangan itus erasi benar .pantas saja
karangan itu mendapat hadiah pertama
b. wacana penuturan (Narattive
discourse)
wacana yang mementingkan urutan waktu ,
dituturkan oleh pesona pertama atau ketiga dalam waktu tertentu , berorientasi
pada pelaku dan seluruh bagiannya diikat oleh kronologi. (Kridalaksana , 1993 :
231)
Contoh :
“ Pada pukul 05.00 WIB , Widya bangun tidur , dengan
meninggalkan sholat shubuh ia segera smsan dengan pacarnya, setelah satu jam
sibuk berpacaran melalui sms , ia pun segera mandi dan sarapanm. Pukul 06.30 ia
siap ber make-up, ssetelah usai bermake up ia siap berangkat ke kampus . Ia
sampai kampus pukul 07.30. Sesampai di Kampus ia ternyata tak ada satui pun
orang yang kuliah , tenyata hari itu merupakan tanggal merah , akhirnya Widya
pun pergi ke rumah pacarnya untuk berpacaran.( Aizvyan,2011 :1 )dalam -http://cahyohasanudin./blopgspot-struktur –wacan –yang
–memiliki-dimiliki.html)
v
Jenis
wacana berdasarkan acuannya atau sifatnya dibagi atas:
Ø
Wacana Fiksi.
Bentuk dan isi wacana
fiksi berorientasi pada imajinasi. Biasanya, tampilan bahasanya mengandung
keindahan (estetika). Mungkin sekali wacana fiksi bersifat kenyataan, tetapi
gaya penyampaiannya indah.
Wacana fiksi
bedarsarkan bentuknya terdiri dari tiga jenis yaitu :
- Wacana Prosa, Wacana prosa adalah wacana yang disampaikan atau ditulis dalam bentuk prosa. Wacana prosa dapat berbentuk tulis atau lisan. Contoh : novel, cerpen, hikayat, roman, hikayat, cerita rakyat dll
- Wacana Puisi. Wacana puisi dituturkan dalam bentuk puisi, bisa berbentuk tulis atau lisan. Bahasa dan isinya berorentasi pada keindahan. Contoh : Puisi nasihat, puisi jenana, lagu, tembang dan belada dll.
Contoh pantun anak-anak :
cimen simolah-molah
palu-palu –i kutabuluh
adi enggo sebenaken sekolah
mela-malu adi la beluh
(‘mentimun bergantung-gantung
palu pemukul di kutabuluh
kalau sudah dimulai sekolah
malu kalau tidak pandai’)
- Wacana Drama. Wacana drama disampaikan dalam bentuk drama. Biasanya, drama berbentuk percakapan atau dialog. Oleh karena itu, dalam wacana harus ada pembicara dan yang di ajak bicara.
Contoh : A : Aku sama
sekali tidak membutuhkanmu , jadi silakan kamu pergi !
B: Aku tidak akan pergi sebelum
kamu mau memaafkanku.
Ø
Wacana Nonfiksi.
Wacana nonfiksi
adalah suatu wacana dari hasil olah pikir manusia yang melibatkan data dan
informasi nyata dan kadang menggunakan kaidah-kaiadah penulisan yang baku.
Contoh wacana nonfiksi : opini, essay, artikel dan laporan penelitian,skripsi,
dll.
v Jenis
wacana berdasarkan jumlah penutur.
a.Wacana monolog
Adalah jenis wacana
yang dituturkan oleh satu orang. Umumnya wacana monolog tidak menghendaki dan
tidak menyediakan alokasi waktu terhadap respon pendengar. Contoh: pidato,
ceramah, presenter, dll.
b.Wacana Dialog
Adalah wacana yang
dituturkan oleh dua orang atau lebih, wacana ini bisa berbentuk tulisan atau
lisan. Wacana dialog tulis memiliki bentuk yang sama dengan wacana drama (
misal : skenario ketoprak, naskah drama ,dll).
v Jenis Wacana
Berdasarkan Eksistensi Wacana
Djajasudarma (2006) membedakan wacana
berdasarkan eksistensinya. Dalam hal ini Djajasudarma memandang bahwa wacana
merupakan bahasa yang digunakan dalam pembicaraan. Sehingga Djajasudarma
menggolongkan eksistensi wacana menjadi wacana verbal dan nonverbal.
(Djajasudarma (2006) dalam eprints.uny.ac.id/8341/3/BAB%202-06204241001.pdf)
a. Wacana verbal
Dapat diidentikkan dengan kelengkapan
struktur bahasa. Struktur bahasa yang dimaksud adalah bagaimana menggunakan
fonem, morfem, frasa, dan kalimat dalam berbahasa, baik menyangkut bahasa
tertulis maupun secara lisan. Jadi struktur kebahasaan yang disampaikan secara
verbal dan memenuhi kriteria sebagai wacana, memiliki awal dan akhir yang
jelas, dapat dianggap sebagai wacana verbal.
b.Wacana
nonverbal
Adalah wacana yang terdiri dari
unsur-unsur nonkebahasaan. Unsur-unsur nonkebahasaan ini sering juga disebut
bahasa tubuh (body language). Wacana jenis ini disebut bahasa tubuh
karena penutur berkomunikasi dengan mitra tuturnya dengan memainkan anggota
tubuh. Wacana nonverbal juga dapat berupa simbol-simbol umum yang telah menjadi
kesepakatan masyarakat yang menjadi pendukung wacana tersebut. Simbol-simbol
tersebut seperti tanda-tanda rambu lalu lintas atau bunyi-bunyi yang dihasilkan
melalui kentongan.
Suatu fenomena yang sangat umum
terjadi dalam suatu wacana adalah kombinasi antara wacana verbal dan nonverbal.
Bila kita cermati wacana-wacana dalam bentuk khotbah, sastra lisan, pantun,
drama, puisi dan lainnya, penyampaiannya adalah dalam bentuk kombinasi antara
wacana verbal dan nonverbal. Ketika seorang berbicara, anggota tubuhnya seperti
tangan, mata, dan kepala senantiasi bergerak mengikuti nada suara, dan situasi
psikologinya. Semakin memuncak emosi seseorang, semakin cepat pula gerakan
anggota tubuhnya. (eprints.uny.ac.id/8341/3/BAB%202-06204241001.pdf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar